Istri Selingkuh Dibunuh Suami, Putrinya Kesurupan Arwah Sang Ibu


KUTACANE-Arwah Sarminah (27) yang tewas dibantai suaminya merasuk ke tubuh putrinya, Ratnasari (11). Bocah ini kesurupan tak lama setelah melihat jasad ibunya itu menangis. Tangan dan kakinya ditarik-tarik. Bocah berwajah cantik ini pun pingsan. Tak berapa lama, Ratnasari kesurupan lagi. Begitu seterusnya.

Pengakuan itu terlontar dari bibir murid kelas V SD Negeri 2 Semadam saat ditemui Metro Aceh (Grub JPNN) di rumah kerabatnya di Desa Titi Pasir Kecamatan Semadam Kutacane, kemarin (28/1). Ratnasari adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Setelah ayahnya, Mahidin (30) dijebloskan ke penjara akibat membunuh ibunya, Sarminah, Ratnasari kini dirawat sang nenek.

“Aku melihat mamak menangis. Terus bibik Kakcu mengelap air matanya. Mamak terus saja menangis,” ujar Ratna lugu, bercerita sebelum jasad ibunya itu disemayamkan. Setelah itulah Ratnasari kesurupan berulang kali hingga akhirnya diungsikan ke rumah salah seorang kerabatnya.

Penuturan Ratnasari juga dibenarkan Inen Jhon, salah seorang kerabat Ratnasari yang ikut mendampingi. Namun peristiwa yang menimpa Ratnasari, termasuk kesurupan yang terjadi berulang kali, disimpulkan Inen Jhon karena almarhumah ibunya tak ingin berpisah dari Ratnasari.

“Sarminah seakan enggan meninggalkan anak tengahnya ini,” kata Inen.

Berang, Anaknya Dituduh Selingkuh

Samsinar (50) benar-benar naik pitam jika ada warga yang menyebut anaknya, Sarminah sering berselingkuh. Wanita asal Desa Lawe Beringin Gayo, Kecamatan Semadam tersebut meminta bukti jika anaknya berlaku demikian. Bahkan Samsinar menegaskan, sebelum tewas dibantai sang suami, putrinya itu baru dijemput tersangka dari salah satu rumah makan di Mardinding Kabupaten Karo, tak lain tempat korban bekerja.

Begitupun, lanjut ibu korban, putrinya tak langsung menuruti ajakan suaminya. Tapi karena sang suami membawa seorang aparat penegak hukum, korban pun bersedia ikut karena memang dijanjikan hanya untuk menyelesaikan permasalahannya dengan suami.

Ibu korban juga mengungkapkan kalau putrinya sudah lama minta cerai karena suaminya malas mencari nafkah.

“Suaminya tidak pernah memenuhi kebutuhan keluarga. Cuma putri saya yang mencari,” pungkas Samsinar.

Atas dasar itulah, kata ibu korban, putrinya bersikukuh tidak akan kembali kepada suaminya. Tapi tetap saja tersangka tak mau menceraikan korban. Karena tak ingin lagi membina keluarga dengan suaminya, ibu tiga anak ini pergi meninggalkan rumah, mencari kerja ke luar daerah.

“Awalnya Mahidin (tersangka) tidak mengetahui di mana istrinya bekerja. Dan selama itu pula tak ada gangguan. Namun setelah berhasil mengendus, suaminya mendatangi korban dengan membawa teman,” terang ibu korban.

“Anak saya baru tiga hari dijemput dari tempat kerjanya. Tepatnya hari Kamis (21/1) lalu. Ia lalu dibunuh Minggu (24/1) malam. Di mana tanggung jawab orang yang menjemput anak saya tersebut ? Kapan pula anak saya selingkuh. Sama siapa? Tolong dibuktikan dan jangan asal bicara saja. Saya tetap tidak rela anakku dibunuh,” tandasnya sembari mengungkapkan akan membesarkan ketiga cucunya Herman (13), Ratnasari, dan Rahmah (7).

Seperti yang diwartakan kemarin, Mahidin membunuh istrinya Sarminah dengan sabetan belati. Sarminah tewas di tempat dengan 11 liang. Sementara sejumlah saksi mata menyebut, saat mulai ditikam suaminya, Sarminah menjerit histeris hingga mengundang kedatangan segerombol warga.

Namun begitu melihat Sarminah tergeletak mandi darah dan di sampingnya Mahidin menghunus pisau berlumur darah, warga seperti tak berani mengamankan lelaki itu. Karena itulah, Mahidin berhasil kabur.

Menurut sejumlah tetangga Mahidin, Sarminah memang sering terlihat keluyuran dengan lelaki lain yang merupakan selingkuhannya. Informasi itu akhirnya sampai ke telinga Mahidin. Mahidin lalu berupaya mencari kebenaran dengan bertanya langsung kepada Sarminah. Namun sang istri tak mengaku dan kerap menghindar asal ditanya Mahidin. Pertengkaran pun kerab terjadi.

Mahidin mengaku tak bisa lagi memendam amarah saat seorang anaknya melapor padanya soal Sarminah pergi usai menerima telepon dari lelaki lain. Puncak emosi Mahidin terjadi saat dirinya malah disebut anjing ketika menyuruh isterinya itu pulang ke rumah.

“Saat itu saya dalam kondisi ‘panas’ dan sangat emosi. Namun tidak berniat untuk membunuh istri, cuma karena teman mengatakan sebaiknya saya membuat Sarminah menjadi cacat agar dia tidak pacaran lagi. Seketika tangan saya menarik pisau dan menikamnya membabi buta,” terang Mahidin.

Puncaknya ketika istrinya itu menyebut Mahidin anjing. “Ini anjing ini ribut kali sayang,” kata Sarminah, versi tiru Mahidin.

Mendengar itu, amarah Mahidin kontan tersulut. Pisau yang sudah diselipkan di pinggangnya lalu dicabut dan ditusuknya berkali-kali ke sekujur tubuh Sarminah.

Puas membantai istri, Mahidin lalu kabur ke Desa Tenembak Bintang. Baru pada pagi kemarin (25/1), Mahidin ditangkap petugas Polsek Semadam, di Pantai Dona saat dirinya hendak menuju rumah temannya di Kecamatan Tanoh Alas. “Motif pembunuhan adalah cemburu dan perselingkuhan,” jelas Kapolres Aceh Tenggara AKBP Drs Arsyad.
posmetro-medan.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

10 Tempat Yang Tidak Bisa Kamu Kunjungi

Kawasaki 150 KLX S

Tips Mengatasi Ponsel Yang Terkena Air